Jumat, 25 Juli 2008

Ulah Seorang Penggemar


Di suatu hari Minggu yang cerah, Ugo, salah seorang keponakan laki-laki menghampiri saya yang sedang duduk di ruang tamu. Ia memberikan sebuah amplop besar berwarna kuning pucat kepada saya. "Ini gambar kaki Ugo!" katanya dengan bangga. Gambar kaki? Saya membuka amplop tersebut dan di dalamnya terdapat tiga lembar hasil rontgen. Saya mengeluarkan salah satu hasil rontgen tersebut dan terlihatlah bagian bawah tulang kaki seorang anak kecil. "Ini gambar kaki Ugo!" Saya jadi tambah bingung, kenapa pula keponakan saya yang terkenal paling jahil sekompleks ini harus di-rontgen kakinya?Kakak perempuan saya akhirnya menceritakan secara detil jawaban pertanyaan tersebut.
Kejadian itu terjadi satu hari sebelumnya, tepatnya di suatu hari Sabtu yang sangat cerah. Ugo telah bangun dari tempat tidurnya ketika jam masih menunjukkan pukul 7 pagi dan seperti biasanya setelah minum segelas air putih, ia keluar bermain dengan teman sebayanya di taman kompleks. Beberapa jam kemudian, ibunya memanggil namanya dan ia pun pulang ke rumah untuk mandi pagi. Ketika Ugo sedang bermain air di dalam kamar mandi, seorang wanita tetangga sebelah rumah mengetuk pintu depan. Setelah kakak saya membuka pintu dan menyapa dirinya, ia berkata: "Bu, saya cuma mau bilang, tadi pagi Ugo bermain dengan Danny di rumah dan saya melihat ia meloncat dari balkon lantai dua!" Kedua mata kakak saya langsung terbelalak. Meloncat dari balkon lantai dua? Kakak saya langsung menghampiri pintu kamar mandi dan memanggil nama anak keduanya tersebut. Ugo menoleh dan sebuah senyum penyesalan terbentuk di wajahnya."Wah, mama pasti sudah tahu ya?!"
Tanpa panjang lebar lagi, keponakan jahil ini dimarahi oleh kedua orang tuanya sambil mereka memeriksa Ugo dari mulai kepala sampai kedua kakinya, bagian paha, betis sampai jempol kaki. Tidak terdapat luka serius di sana, namun kakak ipar memutuskan untuk membawa Ugo ke sebuah rumah sakit terdekat untuk dilakukan scanning pada kakinya. Setelah mendapat penjelasan dari kakak saya, giliran saya yang menginterogasi keponakan tercinta ini: "Kenapa Ugo meloncat dari balkon? balkon tetangga pula?" Ugo memandang saya dengan wajah tanpa dosa,"Minggu lalu papi dan aku nonton film Iron man di bioskop. Aku pengen seperti Iron man!". Waduh, ternyata keponakan berusia 5 tahun ini masih belum bisa membedakan antara kejadian yang hanya terjadi di dunia film dan kejadian nyata. Untung saja Tuhan masih melindungi Ugo, sehingga ia tidak cedera sedikitpun. Setelah kejadian ini, kedua orang tuanya lebih berhati-hati dalam menyeleksi film yang boleh ditonton oleh anak-anak mereka. Ada beberapa kriteria film yang dihindari oleh mereka, terutama film yang menunjukkan seorang tokoh idola anak-anak terjun dari gedung tinggi ataupun terbang. Watch out Parents!!

2 komentar:

Bima Anggara mengatakan...

tapi iron man memang keren. aku punya blog nya di bimaanggara-ironman.blogspot.com. Aku kelas 6. Bima

phendrani mengatakan...

Hi Bima. Terima kasih atas komentarnya. Kamu hebat ya, sudah punya blog padahal masih kelas 6 SD.Cheers