Minggu, 24 Agustus 2008

Mengintip Sistem Transportasi di Kota Bangkok

Bangkok, sebagai ibukota negara Thailand yang terkenal dengan sebutan negara seribu pagoda, memiliki situs-situs budaya yang menjadikannya sebagai salah satu tujuan wisata terpopuler di dunia, yaitu: Grand Palace, Wat Arun, Wat Pho, Wat Phra Kew, pasar terapung Damnoen Saduak dan masih banyak lagi. Dalam usaha untuk meningkatkan jumlah kedatangan wisatawan asing dan menurunkan tingkat polusi udara dan kepadatan lalu lintas, pemerintah Thailand telah mengembangkan moda-moda transportasi yang terpadu dan saling mendukung sehingga terbentuk sebuah sistem transportasi yang baik. Saat ini kota Bangkok telah memiliki beberapa moda transportasi unggulan; moda transportasi air berupa perahu mesin melintasi sungai Chao Phraya yang eksotik, moda transportasi Skytrain dengan konstruksi diatas jalan raya, moda transportasi underground/MRT, kereta api antar kota, bis antar kota maupun kendaraan tradisional Thailand beroda tiga yang dikenal dengan sebutan Tuk-tuk.

Skytrain
Di awal tahun 1990, tingkat kemacetan lalu lintas di kota Bangkok digolongkan ke dalam kondisi sangat parah, sehingga terbuka wacana untuk membangun konstruksi moda transportasi yang dapat mengurangi tingkat kepadatan jalan raya. Pemerintah Thailand mulai merencanakan sebuah moda transportasi Bangkok Mass Transit System (BTS) atau Skytrain yang diadopsi dari Vancouver SkyTrain. Namun karena adanya interfensi politik dari pemerintah Thailand pada tahun 1992, rencana pengembangan moda transportasi ini sempat dihentikan. Pemerintah Thailand pada waktu itu lebih menaruh perhatian pada pengembangan konstruksi jalan raya dan highways. Dengan adanya penambahan dan pelebaran lajur jalan raya meningkatkan minat penduduk kota untuk membeli kendaraan pribadi, sehingga kondisi kepadatan lalu lintas di kota Bangkok menjadi semakin tidak terkendali.

Dengan kondisi kemacetan lalu lintas yang semakin parah, pemerintah Thailand membuka kembali wacana rencana pembangunan BTS. Dengan dilakukan beberapa perubahan rute perjalanan dan penggunaan teknologi kereta yang canggih dari Siemens, pembangunan moda transportasi ini pada akhirnya dapat diselesaikan pada tahun 1999, dan diresmikan oleh anggota kerajaan Thailand putri HRH Maha Chakri Sirindhorn. Moda transportasi ini memiliki 2 jalur yaitu BTS Sky train-jalur hijau tua: jalur Silom (Saphan Taksin- National Stadium) dan jalur hijau muda: jalur Sukhumvit (On-nut - Mochit). Di stasiun Siam Central Interchange, penumpang dapat berpindah dari jalur kereta hijau muda ke jalur kereta warna hijau tua. Untuk memudahkan perpindahan calon penumpang, setiap stasiun Skytrain dilengkapi anak tangga maupun escalator bahkan terdapat ramp yang dapat digunakan oleh calon penumpang yang menggunakan kursi roda. Dengan jumlah stasiun 23 buah, BTS Skytrain mampu memindahkan lebih dari 500.000 penumpang per hari. Angka tersebut diharapkan dapat meningkat dengan dikeluarkannya kartu smart card yang dapat digunakan baik untuk moda transportasi BTS maupun Mass Rapid Transfer (MRT), kartu tersebut dikeluarkan di tahun 2007.

Mass Rapid Transfer/MRT
Dengan keberhasilan moda transportasi Skytrain yang dapat memindahkan ratusan ribu penumpang per hari, pemerintah Thailand kemudian mengembangkan moda transportasi bawah tanah atau moda transportasi yang biasa dikenal dengan sebutan Mass Rapid Transit/MRT (mampu memindahkan penumpang dalam jumlah besar). Pembangunan konstruksi MRT yang berada 30 m dibawah tanah tersebut dimulai pada tahun 1996 dan sempat mengalami beberapa rintangan yang cukup berarti antara lain krisis ekonomi yang menghantam wilayah Asia Tenggara pada tahun 1997 dan sulitnya pembangunan konstruksi bawah tanah di kota Bangkok yang berada di daerah rawa-rawa.

Pembangunan Bangkok Metro dengan jalur ’Blue Line’ dapat diselesaikan pada tahun 2004 dan diresmikan oleh Raja Bhumibol Adulyadej. Jalur Blue Line membentang sepanjang 21 kilometer dari daerah Bang Sue ke Hua Lamphong (stasiun kereta api tujuan luar kota) dengan total 18 stasiun pemberhentian. Saat musim hujan, sering terjadi banjir di dalam kota Bangkok, sehingga untuk menghindari tergenangnya jalan masuk stasiun MRT dari banjir, elevasi pintu masuk MRT dibangun + 50 cm di atas permukaan tanah dan diperlengkapi dengan peralatan yang dapat mencegah air banjir masuk ke dalam stasiun. Sebuah pintu kaca tembus pandang yang akan terbuka secara otomatis saat kereta MRT berhenti di stasiun menjadi pembatas antara platform stasiun dengan lajur track kereta MRT. Pintu kaca tersebut untuk menghindari terjatuhnya calon penumpang ke dalam lajur kereta ataupun untuk menghindari tindakan percobaan bunuh diri.


Sistem Transportasi yang terpadu
Sebuah sistem transportasi diciptakan untuk mempermudah perpindahan manusia dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan beberapa moda transportasi. Pemerintah Thailand telah merencanakan sebuah sistem transportasi di kota Bangkok yang patut mendapat pujian, sebab penduduk kota tersebut tidak mengalami kesulitan pada saat harus berpindah dari suatu moda transportasi ke moda transportasi lainnya. Salah satu contohnya terdapat 2 buah stasiun interchange yang dapat mempermudah penumpang untuk berpindah dari MRT ke Skytrain di stasiun MRT Sukhumvit dan Silom. Kemudian apabila tujuan salah satu penumpang adalah melintasi sungai Chao Phraya dengan naik perahu mesin yang berangkat dari pier/dermaga Saphan Taksin, maka penumpang tersebut dapat menggunakan Skytrain jalur Silom dan berhenti di stasiun Saphan Taksin, dan setelah menuruni beberapa anak tangga, dermaga perahu dengan mudah terlihat dan ditemukan.

Sistem tranportasi yang baik ini pun berlaku untuk tujuan perjalanan ke luar kota Bangkok, sebab stasiun kereta api Hua Lamphang dapat diakses melalui MRT dan stasiun bis Ekamai dapat diakses melalui Skytrain. Hal ini dapat mempermudah perjalanan para wisatawan asing yang ingin bepergian ke situs-situs budaya yang berada di luar kota Bangkok seperti kota tua Ayutthaya maupun pantai Pattaya. Selain itu keseriusan pemerintah kota Bangkok untuk meningkatkan jumlah wisatawan asing pun terlihat dari kemudahan mendapatkan peta kota Bangkok dan peta stasiun Skytrain maupun MRT di airport Suvarnabhumi yang dibagikan secara gratis. Sehingga wisatawan yang datang dengan dana terbatas dapat berjalan-jalan mengelilingi kota Bangkok menggunakan moda tranportasi umum tersebut.

Melihat kemajuan pengelolaan sistem transportasi ibukota Thailand sebagai negara sesama anggota ASEAN tersebut, sudah saatnya pemerintah kota Jakarta sebagai ibukota Indonesia, mempertimbangkan untuk menciptakan sebuah sistem transportasi yang terpadu pula. Perbedaan karakteristik kota Bangkok dengan kota Jakarta tidak berbeda dalam hal seringnya terjadi banjir maupun tingginya potensi kemacetan lalu lintas, namun kota Bangkok secara perlahan namun pasti mampu melepaskan diri dari predikat kota dengan polusi dan kemacetan terparah ketiga di dunia. Kapankah penduduk kota Jakarta dapat menunjukkan kebanggaannya memiliki sistem transportasi yang terkoneksi dan terpadu dengan baik di dalam kota? Tidak ada kata terlambat bagi pemerintah kota Jakarta untuk mulai duduk bersama merencanakan dan menciptakan sistem transportasi yang dapat mengurangi kemacetan lalu lintas. Apabila para pejabat pemerintahan kota Jakarta masih sulit untuk dapat duduk bersama merencanakan sebuah sistem transportasi terpadu, maka tidak ada salahnya untuk tetap mengintip sistem transportasi kota Bangkok, sehingga inspirasi untuk menciptakan sistem transportasi kota yang baik tetap berkobar dalam ingatan kita dan tetap berkhayal suatu saat nanti kota Jakarta akan bebas dari kemacetan lalu lintas. Aminnnn.


phendrani
Alumnus Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil
Universitas Katolik Parahyangan-Bandung
*saat ini menetap di kota Jakarta yang macet parah*

2 komentar:

Dita Annisa Putri mengatakan...

tau gak knp thailand disebut sebagai negara pagoda, jubah kuning, gajah putih ??

klo tau, ksh tau ak lewat blog aku ya .
www.ditha08.blogspot.com

phendrani mengatakan...

Hi Ditha,
Negara Thailand disebut negara pagoda krn di sana banyak didirikan pagoda yg mrpkn tmpt beribadah umat Buddha (sebagian besar penduduk Thailand memeluk agama Buddha).
negara jubah kuning, krn para pendeta Buddha memakai jubah berwarna kuning dan negara gajah putih krn di sana banyak hidup gajah yg berbulu putih.
Semoga bermanfaat....(PH)