Entry Populer

Rabu, 20 Oktober 2010

Resensi Buku: John Perkins, Confessions of an Economic Hit Man




     Membaca sebuah buku seperti membuka jendela dan seketika kalimat pertama terbaca, saat itu pula kita seakan-akan melompat masuk ke dalam lokasi pembahasan cerita untuk kemudian berjalan mengikuti alur cerita buku tersebut. Hal tersebut dirasakan saat membaca buku Confessions of an Economic Hit Man dengan tahun 1963 sebagai awal pembahasan cerita. Buku ini termasuk buku yang kontrovesional, sebab sang penulis, John Perkins, membuat sebuah gebrakan yang cukup berani untuk mengakui pengalamannya bekerja sebagai seorang pelayan kepentingan korporatokrasi (koalisi pemerintah, bank dan korporasi) Amerika Serikat dan memberikan andil yang cukup besar penyebab terjadinya beberapa peristiwa dramatis dalam sejarah, seperti kejatuhan Shah Iran, kematian presiden Panama Omar Torrijos dan invasi Amerika ke Panama & Irak.


     Korporatokrasi bukanlah sebuah konspirasi, tetapi anggota-anggotanya mendukung nilai dan sasaran bersama. Salah satu fungsi korporatokrasi yang terpenting adalah mengabadikan dan secara terus menerus memperluas dan memperkuat sistem ketergantungan sebuah negara dengan menyajikan model untuk mengkonsumsi, mengkonsumsi, mengkonsumsi. Setiap kesempatan akan dipergunakan untuk menyakinkan  suatu bangsa bahwa membeli berbagai barang adalah salah satu kewajiban sebagai warga negara dan menjarah bumi adalah tindakan yang baik dilakukan atas nama laju ekonomi dan hal itu akan memenuhi kepentingan yang lebih tinggi. Economic Hit Man merupakan sekelompok laki-laki dan perempuan elite yang memanfaatkan organisasi keuangan international untuk menimbulkan kondisi yang menjadikan bangsa-bangsa lain tunduk pada corporatocacy. Kondisi tersebut diskenariokan dalam bentuk pinjaman untuk mengembangkan infrastruktur seperti: pembangkit tenaga listrik, jalan raya, pelabuhan, bandar udara atau kawasan industri. Salah satu syarat pinjaman adalah: perusahaan kontraktor dari negara Amerika Serikat-lah yang mesti membangun semua proyek itu. Meskipun faktanya uang itu dikembalikan kepada korporasi, negara penerima bantuan diharuskan untuk membayar semuanya kembali, pokok pinjaman beserta bunganya. Jika seorang EHM berhasil sepenuhnya, pinjaman itu akan sedemikian besarnya sehingga penerima pinjaman terpaksa mengalami gagal bayar hutang sesudah beberapa tahun dan seperti mafia, para EHM akan menuntut pembayaran penuh.


     Proses awal keterlibatan John Perkins dalam kegiatan korporatokrasi dimulai ada tahun 1971 saat ia menjalani proses perekrutan terselubung oleh United States National Security Agency dan tercantum sebagai penerima gaji dari perusahaan konsultan international untuk kemudian berkelana ke berbagai pelosok dunia (Indonesia, Panama, Ekuador, Kolombia, Saudi Arabia, Iran dan negara strategis lainnya). Lebih spesifik mengenai pekerjaannya, seorang Economic Hit Man akan memprediksi efek menginvestasikan miliaran dolar di suatu negara, dengan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 20 hingga 25 tahun ke depan dan mengevaluasi dampak berbagai proyek. Sebagai contoh, jika keputusan telah dibuat untuk meminjamkan uang USD $1 miliar kepada suatu negara, maka mereka akan membandingkan manfaat investasi uang tersebut jika diinvestasikan ke dalam proyek pembangkit tenaga listrik atau jaringan jalan kereta api nasional atau sistem telekomunikasi. Tugas pertama John Perkins adalah menghitung proyeksi ekonomi investasi sebuah negara berkembang yang berlokasi di wilayah tropis yang kaya minyak dan menurut pejabat pemerintahan Amerika Serikat pada waktu itu negara tersebut perlu diselamatkan dari paham komunisme, Indonesia.


     Jakarta sebagai ibu kota Indonesia pernah ditinggalinya untuk beberapa waktu dan ia terkesan dengan hal-hal indah dan tragis yang terekam dalam pengamatannya. Rumah-rumah besar kolonial Belanda dan bangunan mesjid-mesjid dengan menaranya, sementara itu di pojokan kota terlihat penderita-penderita kusta yang mengulurkan puntungan daging berdarah sebagai ganti tangan. Sungai-sungai jaman Belanda telah berubah fungsi menjadi comberan dengan dikelilingi oleh gubuk-gubuk karton tempat seluruh keluarga tinggal di sepanjang tepi sungai hitam yang penuh sampah. Tugas pertama melakukan prediksi investasi infrastruktur di Indonesia telah dilakukan dengan hasil yang cukup memuaskan sehingga John Perkins pun ditugaskan ke beberapa negara berkembang lainnya.


     Kejadian tragis apakah yang membuat John Perkins berani mengambil keputusan untuk menuliskan buku mengenai kegiatan masa lalunya sebagai EHM? Seberapa jauh keterlibatannya dalam peristiwa terbunuhnya Presiden Panama Omar Torrijos dalam sebuah kecelakaan pesawat? Semua hal itu dapat Anda baca lebih lanjut dalam buku pengakuan dosa yang menarik ini apalagi beberapa bab di awal buku membahas negara kita tercinta, Indonesia.


Judul Buku : Confessions of an Economic Hit Man (edisi Indonesia)
Penulis       : John Perkins
Publikasi     : Penerbit Abdi Tandur


Tidak ada komentar: