Lukisan Antonio Blanco sebagian besar menggambarkan tubuh wanita yang sedang bertelanjang dada sambil menari. Model lukisannya adalah istrinya sendiri yang berprofesi sebagai penari dan seorang wanita asli pulau Bali bernama Ni Rondji, dan putri sulungnya Tjempaka Blanco. Sang maestro meninggal dunia pada tahun 1999, dan jenasahnya dibakar dalam upacara agama Hindu Ngaben. Bakat melukisnya diturunkan kepada putra satu-satunya yang bernama Mario Blanco, namun terdapat perbedaan yang cukup terlihat di antara lukisan mereka berdua. Mario Blanco lebih menyukai melukis benda sebagai obyek dengan gaya 3 dimensi, sementara ayahnya menjadikan keindahan wanita sebagai obyek lukisannya.
Rumah kediaman Antonio Blanco dan museumnya tetap tertata dengan rapi dan asri, bahkan terdapat banyak burung kakatua yang bertengger dengan jinaknya di halaman museum. Dengan membayar tiket masuk Rp.30 ribu, kita dapat menikmati lukisan yang terdapat di dalam museum bertingkat 3 tersebut, sekaligus para pengunjung dapat mengabadikan foto dengan burung kakatua kesayangan sang maestro.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar