Sabtu, 22 November 2008

Salah Duga di Pantai Dreamland

Pantai Dreamland yang indah terletak di wilayah pecatu, Bali Selatan. Pantai ini dikelilingi oleh tebing batu yang tinggi serta memiliki karakteristik gulungan ombak besar dan tinggi sehingga obyek wisata ini telah berkembang menjadi tempat baru untuk melakukan selancar air atau surfing. Sehingga tidak mengherankan bila banyak peselancar warga negara asing yang datang berkunjung ke sana.

Sebulan yang lalu, ketika saya dan teman-teman berkunjung ke sana, kami pun menjumpai banyak wisatawan asing yang membawa papan surfing berjalan mondar-mandir. Tujuan kami berkunjung ke sana bukan untuk berselancar, namun untuk menikmati hembusan angin pantai dan tentu saja yang paling penting adalah mengabadikan diri kami dengan kamera digital. Setelah lelah berkeliling pantai selama satu jam, kami mulai mengalami dehidrasi dan memutuskan untuk berteduh di kedai minuman yang terletak di pinggir pantai dekat tebing batu.

Tidak lama setelah kami duduk di bawah payung berwarna merah putih, datang empat orang pria bertubuh tegap yang membawa papan surfing dan mereka duduk di meja yang bersebelahan dengan kami. Dua dari empat pria tersebut berbicara dalam bahasa Inggris sambil memesan minuman ringan. Saya melirik salah satu dari keempat pria yang duduk di meja sebelah. Postur tubuhnya tinggi dan kulitnya telah menjadi coklat karena terbakar matahari. Saya berkata kepada Rahma, teman saya yang kebetulan duduk di sebelah kanan, dengan suara keras "Ma, cowok bule yang berbaju putih itu ganteng banget deh." Secepat kilat, Rahma pun menoleh ke arah pria yang saya maksud dan menganggukkan kepala, setuju dengan pendapat saya. Pria yang menjadi incaran mata itu pun beberapa kali berjalan melewati meja kami sambil sesekali melihat kepada saya sambil tersenyum. Wah, pasti kaos warna biru yang saya pakai menarik perhatian dia, pikir saya. Setelah minuman soda di hadapannya habis, pria berbaju putih itu berdiri dari kursi sambil membawa tas hitamnya dan berkata kepada teman di sebelahnya: "Gue titip tas ini ya!" Kalimat yang dengan jelas dan tegas dalam bahasa Indonesia. Saya yang mendengar perkataannya itu pun langsung pucat pasi dan ingin membenamkan wajah ke dalam pasir. Ternyata ia dapat berbicara dalam bahasa Indonesia dan pastinya mendengar perkataan saya sebelumnya, sehingga tidak heran bila ia beberapa kali melirik ke arah saya sambil tersenyum. Ya ampun....

2 komentar:

Retsa mengatakan...

haha Poppy banget nih critanya ! ++terpingkal2++

phendrani mengatakan...

Hi Aster....kebayang dong warna wajah gue? kepiting rebus.... :p